Terharu Perjuangan Guru Honorer di Jombang, Ketua DPD RI Ingin Bertemu Andik Santoso |
PATROLI BINS, JAKARTA - Kisah perjuangan seorang guru honorer Andik Santoso kini menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya Andi setiap hari harus menempuh jarak 17 km untuk mengajar di Sekolah Dasar Negeri Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur, dari tempat tinggalnya di Lamongan, Jawa Timur.
Kisah heroik Andik Santoso sampai juga ke telinga Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Mantan Ketua Umum PSSI itu mengapresiasi kesungguhan perjuangan Andik Santoso yang menurutnya memiliki dedikasi tinggi dalam mengajar.
"Beliau mengajar dengan jarak dan waktu tempuh cukup jauh. Sekolahnya juga berada di pelosok. Namun sudah 14 tahun beliau mengabdi meski berstatus sebagi guru honorer dengan gaji Rp300 ribu. Ini perjuangan berat yang harus kita apresiasi," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Kamis (15/4/2021).
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu meminta agar kisah-kisah guru heroik yang berjuang mengajar di daerah terpencil dan jarak tempuh yang membahayakan seharusnya diberikan apresiasi dan penghormatan. "Salah satunya bisa berupa honor yang layak dari tunjangan daerah melalui kebijakan yang dibuat dalam klausul tersendiri atau diangkat menjadi PNS," kata alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Senator Dapil Jawa Timur itu menegaskan sudah semestinya nasib orang-orang seperti Andik Santoso diangkat setinggi-tingginya. "Kita harus angkat para pejuang pendidikan dan jangan melihatnya seolah itu kewajiban seorang guru honorer," ujar LaNyalla.
Jika memungkinkan, LaNyalla mengaku ingin bertemu dengan Andik Santoso. Ia ingin berbincang bersama dengan Andik Santoso agar kisah dan perjuangannya menjadi penyemangat bagi kita semua.
Sebagaimana diketahui, perjuangan Andik Santoso saat berangkat menuju ke tempat mengajarkan sangatlah melelahkan. Andik Santoso harus menyeberangi tiga sungai tanpa jembatan terlebih dahulu untuk sampai di SDN Jipurapah.
Tak hanya itu, dirinya harus dapat melewati jalanan berlumpur yang dapat menjebak ban motornya. Andik hanya mendapatkan gaji honorernya sebesar Rp300 ribu setiap bulan.
Sementara jika dihitung pengeluarannya, tentu gaji Andik tidaklah cukup untuk mengganti ongkos harian menuju tempat mengajarnya.
(*/ Nurdin)